4 Fakta Lisandro Martinez, Bek Baru MU: Dijuluki The Butcher, Hasil Posisi Langsung Erik ten Hag

4 Fakta Lisandro Martinez, Bek Baru MU: Dijuluki The Butcher, Hasil Posisi Langsung Erik ten Hag

Smakcygowa – Manchester United mendatangkan Lisandro Martinez dari Ajax Amsterdam. Menurut sumber Fabrizio Romano, United membayar 55 juta poundsterling untuk Lisandro Martinez.

Angka transfernya meningkat menjadi 57 juta pound karena pembayaran solidaritas ditambah tambahan 10 juta. Sang pemain dikontrak hingga Juni 2027 dengan opsi perpanjangan kontrak satu musim lagi. Siapa sebenarnya Lisandro Martinez? Berikut adalah lima fakta tentang bek tengah baru Manchester United.

1. Erik ten Hag Bahasa Polandia Langsung

Lisandro Martinez memulai karirnya di Argentina dengan Newell’s Old Boys. Potensinya kemudian mencuri perhatian Defensa y Justicia. Kemudian, pada 2019, Martinez diboyong Ajax Amsterdam ke Belanda.

Meninggalkan Argentina menuju Belanda tentu bukan hal yang mudah. Martinez menghadapi tantangan besar untuk beradaptasi. untungnya, ia mampu melewati tantangan dengan cepat dan baik.

Artinya, Martinez dikembangkan langsung oleh Erik ten Hag, pelatih Manchester United saat ini. Di Ajax, Martinez menjelma menjadi ‘tukang daging’ di lini belakang.

Dia agresif dalam bertahan, tetapi berhasil memposisikan dirinya dengan baik. Martinez juga berani membawa bola, bisa menjadi pemain pertama yang membangun serangan.

2. Sepertinya Joshua Kimmich

Martinez memang banyak bermain sebagai bek tengah di Ajax, tetapi dia juga bisa bergerak maju, bahkan cukup mumpuni. Dia bisa mengisi pos bek kiri atau bek tengah.

Awalnya Martinez direkrut oleh Ajax untuk posisi yang ditinggalkan Matthijs de Ligt. Namun ternyata ia juga bisa memanfaatkan posisi Frenkie de Jong sebagai gelandang bertahan.

Ten Hag bereksperimen dengan memainkan Martinez di posisi itu dan hasilnya sangat memuaskan. Martinez dapat beradaptasi dengan baik, mendikte permainan dari lini tengah, dan menghubungkan lini belakang ke lini tengah.

3. Kagumi Kimmich

Sejak beradaptasi di lini tengah, gaya permainan Martinez berkembang seperti bintang Bayern Munich Joshua Kimmich. Bahkan, dia terang-terangan mengagumi Kimmich.

“Ketika dia (Kimmich) bermain di lini tengah, saya suka ketenangannya dan cara dia membaca permainan,” kata Martinez.

4. Ia menjadi gelandang bertahan, lalu kembali ke posisi bek tengah

Setelah terbukti cukup baik sebagai gelandang bertahan, Martinez harus beradaptasi kembali pada musim 2021/22. Ten Hag lebih suka memainkan Ryan Gravenberch di posisi gelandang tengah, Martinez harus mengalah. Saat itu, Martinez dinilai sulit bersaing dengan bek lainnya. Dia tidak terlalu tinggi untuk seorang bek tengah, jadi lupakan akan sulit untuk bersaing.

Meski begitu, Martinez kembali bertarung memperebutkan tempat di tim utama. Ia berhasil mendapatkan kepercayaan dari Ten Hag dan melakukan duet apik dengan Jurrien Timber.

Menariknya, meski bermain lebih dalam, Martinez tetap menjadi bagian penting dalam proses membangun serangan Ajax.

5. Tinggi Badan Tidak Ideal? Tidak masalah

Masalah tubuh bukan menjadi kendala bagi Martinez, meski postur tubuhnya hanya 175 cm. Tinggi badan dinilai tidak ideal untuk seorang bek tengah. Sebaliknya dia bisa bermain lebih cepat, lebih efektif, dan berani maju.

Musim lalu, Martinez membuat 29 sundulan, lebih banyak dari pemain lain di Ajax. Dia juga memainkan 79 duel udara, jelas tidak ada masalah dengan tinggi badan. Di Premier League, tentu saja Martinez akan menghadapi lawan yang lebih tangguh, namun dengan modalnya saat ini, ia tak perlu takut hengkang ke Arsenal atau Man United.

Jorginho Menangkan Penghargaan Pemain Terbaik Eropa 2021

Gelandang Chelsea dan Italia Jorginho memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Eropa 2021. Jorginho mengalahkan rekan setimnya N’Golo Kante dan gelandang Manchester City Kevin De Bruyne.

Penghargaan tersebut diberikan oleh UEFA menyusul pengundian Liga Champions yang berlangsung pada Kamis malam 26 Agustus 2021 di Istanbul, Turki.

Mantan gelandang Napoli itu mengumpulkan suara terbanyak dari 159 juri yang berpartisipasi. Juri terdiri dari 24 pelatih yang timnya mengikuti Piala Eropa 2020, 80 pelatih yang mengikuti Liga Champions dan Liga Europa musim 2020-2021 dan 55 jurnalis yang dipilih oleh European Sports Media Group.

Menurut pernyataan resmi UEFA, Jorginho meraih 175 poin atau unggul delapan poin dari Kevin De Bruyne yang berada di posisi kedua. Sedangkan Kante mengumpulkan 160 poin.

Lionel Messi dari PSG berada di urutan keempat dengan 148 poin sementara striker Bayern Munich Robert Lewandowski berada di urutan kelima.

Berikut Hasil Pemilihan Pemain Terbaik Eropa:

  • 1 Jorginho (Chelsea & Italia) – 175 poin
  • 2 Kevin De Bruyne (Man. City & Belgia) – 167 poin
  • 3 N’Golo Kanté (Chelsea & Prancis) – 160 poin
  • 4 Lionel Messi (Barcelona, ​​sekarang di PSG & Argentina) – 148 poin
  • 5 Robert Lewandowski (Bayern & Polandia) – 140 poin
  • 6 Gianluigi Donnarumma (AC Milan, sekarang di PSG & Italia) – 49 poin
  • 7 Kylian Mbappe (PSG & Prancis) – 31 poin
  • 8 Raheem Sterling (Man City & Inggris) – 18 poin
  • 9 Cristiano Ronaldo (Juventus & Portugal) – 16 poin
  • 10 Erling Haaland (Dortmund & Norwegia) – 15 poin

Terpilihnya Jorginho bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, gelandang berusia 29 tahun itu meraih kesuksesan di level klub dan internasional. Ia turut mengantarkan Chelsea meraih gelar Liga Champions musim lalu dan mengantarkan timnas Italia menjuarai Euro 2020.

Chelsea sendiri mendominasi penghargaan dari UEFA tahun ini. Kante menyabet gelar gelandang terbaik Eropa sementara bek Edouard Mendy menyabet gelar kiper terbaik Eropa. Manajer Thomas Tuchel juga meraih penghargaan sebagai pelatih terbaik Eropa pada 2021.

Selebihnya, gelar bek terbaik Eropa di raih oleh Ruben Dias (Manchester City) dan penyerang terbaik di raih Erling Haaland (Borussia Dortmund).

Pada undian Liga Champions, Chelsea juga mendapat hasil yang cukup ringan. Jorginho cs akan berada di Grup H bersama Juventus, Zenit St Petersburg, Malmo.