Xavi Ingin Mengulangi Kesuksesan Barcelona Era Pep Guardiola

Xavi Ingin Mengulangi Kesuksesan Barcelona Era Pep Guardiola

smakcygowa.id – Xavi Hernandez memiliki pekerjaan berat untuk bawa Barcelona raih lagi kemasyhuran pada musim persaingan 2022-2023. Bekas kapten team La Braugana itu mendapatkan beban baru untuk mengikuti tapak jejak keberhasilan di era Pep Guardiola dan Johann Cruyff. Xavi dipilih tangani Barcelona semenjak November 2021. Dia gantikan Ronald Koeman yang tidak berhasil memberikan imbas positif di club. Di Camp Nou, Xavi memperoleh kontrak sampai 2024.

Bekas pelatih team Al Sadd itu datang sesudah Lionel Messi, bekas partnernya, keluar ke Paris Saint-Germain karena tidak berhasil mengupdate kontraknya karena ketentuan Financial Fair Play. Walau tanpa beberapa pemain bintang dan kurang pengalaman sebagai pelatih, Xavi sukses bawa raksasa Catalan ini finish rangking dua klassemen La Liga musim kemarin.

Cara janjikan Xavi di awal kepelatihan di Barcelona membuat telah digadangkan sebagai penerus Guardiola. Ke-2 nya sama sebelumnya pernah sukses sebagai pemain, dan sekarang, lelaki berumur 42 tahun itu berusaha mengulangi sukses kompatriotnya sebagai pelatih.

“Saya tidak memiliki gagasan untuk menyamakan Pep, yang saya harapkan untuk Barcelona ialah menang. Ini bukanlah masalah ego, saya tidak mau menaklukkan Pep atau Johan Cruyff atau siapa saja” kata Xavi d ikutip dari Goal pada Selasa, 26 Juli 2022.

Xavi Hernandez selanjutnya mengingati jika dianya malah anak didik dari 2 legenda Barcelona itu. Sebagai siswa, dia ingin mengulangi sukses dan bawa Barcelona kembali lagi ke pucuk kejayaan . “Saya dididik oleh mereka, saya siswa mereka, mimpi saya ialah kembalikan Barcelona ke pucuk dunia.”

Xavi memulai jalannya untuk musim baru dengan oke. Dia jadi daya magnet beberapa pemain bintang untuk gabung bersama dalam project baru teamnya. Dia berperanan besar dalam sukses Barca mengambil penyerang Bayern Munchen, Robert Lewandowski. Dia sukses merayu pemain tim nasional Polandia itu keluar dari club yang sudah dibelanya sepanjang delapan musim akhir.

Selainnya Lewandowski, Barcelona sukses memberikan kontrak baru untuk Ousmane Dembele dan memperoleh pemain dari Brasil, Raphinha, dari Leeds United. Sekarang, dia diberitakan langsung turun untuk bertransaksi saat Barcelona berusaha untuk memperoleh pemain bertahan Sevilla, Jules Kounde.

Xavi akui senang dengan performa team di transfer bursa panas musim ini. “Club tengah bekerja keras untuk membikin team semakin kuat. Untuk sekarang ini, saya benar-benar suka dengan bagaimana team latihan dan berkompetisi di atas lapangan. Beberapa pemain ingin tiba kesini karena ini sebuah project menarik. Kami bukan tempat terbaik sekarang ini, tetapi ini teruslah Barcelona. Mimpi saya untuk Barcelona ialah memenangkan gelar,” kata Xavi Hernandez.

Baca Juga : Kebangkitan Arsenal Di Bawah Mikel Arteta

Sehabat apa FC Barcelona di zaman Pep Guardiola ?

Zaman Pep Guardiola sebagai pelatih FC Barcelona dipandang seperti salah satunya masa tersukses dalam sejarah club sepakbola ini. Pep Guardiola pimpin Barcelona sepanjang empat musim, dari 2008 sampai 2012, dan sukses bawa team ini raih 14 titel juara dari keseluruhan 19 persaingan yang mereka ikutinya.

Di bawah bimbingan Pep Guardiola , Barcelona meningkatkan style bermain tiki-taka yang populer dengan kekuatan tehnis tinggi dan gerakan bola yang cepat dan tepat. Style bermain ini memungkinkannya Barcelona untuk mengatur permainan dan kuasai bola dalam waktu lama, hingga memberi penekanan yang berat pada musuh dan membuat banyak kesempatan untuk cetak gol.

Barcelona memulai zaman Pep Guardiola dengan memenangi enam gelar pada musim 2008-2009, termasuk gelar Liga Champions, La Liga, dan Copa del Rey. Musim selanjutnya, mereka sukses menjaga gelar La Liga dan capai final Liga Champions kembali, ini kali menantang Manchester United, dan sukses memenangi titel juara. Musim ke-3 di bawah pimpinan Pep Guardiola tidak sebagus musim awalnya, walaupun Barcelona sukses raih gelar La Liga dan Piala Super Spanyol. Tetapi, pada musim ke-4, Barcelona memperlihatkan lagi dominasinya dengan raih gelar La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions. Di final Liga Champions, mereka menaklukkan Manchester United kembali dengan score 3-1. https://smakcygowa.id/

Prestasi yang hebat ini bawa Guardiola menjadi satu diantara pelatih terbaik di dunia dan membuat Barcelona jadi team yang ditakutkan oleh beberapa lawannya. Disamping itu, Pep Guardiola bawa beberapa pemain muda ke team khusus, seperti Lionel Messi, Sergio Busquets, dan Pedro, dan memberi peluang mereka untuk berkembang dan memperlihatkan kekuatan mereka.

Tetapi, keberhasilan Barcelona di zaman Pep Guardiola dikitari oleh pro-kontra. Ada dakwaan jika Barcelona memakai doping dalam latihan mereka, dan dakwaan jika Guardiola memakai strategi yang tidak fair. Disamping itu, banyak faksi yang memiliki pendapat jika Barcelona kuasai sepak bola dengan kemampuan keuangan mereka yang lebih besar.

Meski begitu, keberhasilan Barcelona di zaman Pep Guardiola masih tetap jadi tiang sejarah pada dunia sepak bola. Style bermain yang diperkembangkan oleh Guardiola sudah jadi ide untuk banyak team dan pelatih di penjuru dunia. Pep Guardiola dan Barcelona di zaman keemasannya akan dikenang sebagai salah satunya team terbaik dalam sejarah sepak bola.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *